Sajian Nata de Coco yang
menyegarkan tenggorokan ketika dahaga adalah hal yang menyenangkan. Kehadiran
nata de coco di dalam masyarakat Indonesia telah menjadi sesuatu yang familiar
digunakan sebagai campuran minuman ringan dalam setiap momen. Saat ini nata de
coco dijual dalam berbagai bentuk, kemasan dan tentu saja merk. Di pasar
tradisional terkadang dapat kita temukan nata de coco dijual dalam keadaan masih
mentah dan harus diolah lagi. Nata de coco dapat dibuat dengan bahan baku air
kelapa tua yang dicampur bahan lainnya serta diinokulasi dengan bakteri
Acetobacter xylinum. [dilo]
Sabtu, 24 Agustus 2013
Peluang Bisnis Jamur Tiram Putih
Produksi Jamur Tiram Putih di
Kalimantan Barat hingga pertengahan tahun 2013 ini belum sanggup untuk
mengimbangi permintaan yang terus meningkat. Jenis sayur-sayuran non klorofil
ini kini mulai mendapat tempat di hati masyarakat Kalbar sebagai menu rutin
keluarga. Harga jual jamur tiram putih di pasaran lokal dapat mencapai 35 ribu
rupiah hingga 40 ribu rupiah relatif
cukup tinggi. Meskipun demikian harga yang dibayarpun setara dengan manfaat
kesehatan yang diterima ketika mengkonsumsi jamur ini. Untuk Anda yang sedang
berminat berinvestasi di bidang pertanian, jamur tiram putih bisa menjadi
komoditas yang menarik untuk dikembangkan.[dilo]
Pengembangan Usaha Budidaya Jamur Sebagai Strategi Peningkatan Produksi Pangan dalam Negeri
Seiring dengan berkembangnya
jaman dan melihat tren peningkatan jumlah penduduk Indonesia, luas lahan
efektif untuk kegiatan pertanian kian menyusut. Lahan-lahan pertanian yang ada
kini mulai banyak disulap menjadi daerah permukiman hingga tempat berdirinya
gedung-gedung beton yang menjulang tinggi. Hal ini tentunya akan menjadi dilema
bagi kita semua karena di satu sisi Indonesia harus menyediakan tempat tinggal
yang layak bagi penduduknya sementara disisi lain Indonesia akan terancam tidak
mampu memberi makan penduduknya karena hasil pertaniannya tidak mampu mencukupi
kebutuhan bangsanya sendiri. Semoga ironi seperti ini tidak sampai terjadi
karena kita tahu bahwa ketahanan pangan atau kemandirian pangan adalah bagian
dari strategi pertahanan suatu negara. Selama ini kita terlena akan sanjungan
Indonesia sebagai negara agraris, namun nyatanya impor hasil pertanian kita
lebih besar daripada yang kita ekpor ke luar negeri. Kesenjangan inilah yang
harus kita benahi agar kita mampu membangun kemandirian pangan sesegera
mungkin.
Jamur konsumsi yang dikategorikan
sebagai jenis sayuran merupakan potensi plasma nuftah yang dimiliki Indonesia
namun belum tereksplorasi dengan maksimal. Jamur edible yang tidak hanya dapat
dikonsumsi langsung tetapi juga dapat didiversifikasi menjadi jamur awetan
hingga bahan campuran kosmetik dan obat-obatan. Dengan teknologi rekayasa
lingkungan dengan biaya yang tidak terlalu besar, organisme non klorofil ini
dapat dikembangkan secara massal. Saat ini budidaya jamur lebih dominan
jumlahnya di pulau jawa dibanding dengan di pulau lain namun bukan berarti di pulau
lain di Indonesia ini tidak memiliki peluang yang lebih baik.
Untuk tumbuh dan berkembang,
jamur membutuhkan kondisi yang demikian:
Tempat
Budidaya jamur untuk komersil lebih baik dilakukan
di dalam ruangan karena memudahkan kita untuk memanipulasi lingkungan.
Bayangkan saja jika kita bisa mengembangkan hal ini lahan basah rawa bergambut.
Artinya kita bisa memanfaatkan lahan gambut untuk pertanian dengan efektif
tanpa harus mengeksploitasi gambut yang ada. Untuk daerah yang sering dilanda
banjir pun jamur masih dapat dikembangkan karena budidaya jamur dilakukan di
rak-rak yang cukup tinggi dan lebih aman dari banjir. Budidaya jamur di lahan
marginal pun tetap bisa dilakukan.
Suhu &
Kelembaban
Bagi jamur, suhu dingin dan kelembaban yang tinggi
adalah yang paling ditunggu-tunggu. Batas toleransi minimalnya tergantung dari
jenis jamur yang ditanam. Untuk jamur tiram putih sudah diuji masih tumbuh baik
pada tingkat kelembaban 70% di Pontianak, Kalimantan Barat. Kondisi iklim Khatulistiwa yang cukup panas
masih memiliki keunggulan yaitu meratanya hujan sepanjang tahun. Hal ini
berkaitan dengan ketersediaan air bersih untuk perawatan jamur. Untuk budidaya
di daerah panas seperti di Pontianak dan sekitarnya, penyiraman harus sering
dilakukan untuk menjaga kelembaban dan suhu. Selain itu bisa dibantu dengan
desain kumbung dengan sirkulasi udara yang baik.
Media
Media jamur pun kini bervariasi. Sebagian besar
bahannya justru menggunakan limbah pertanian maupun industri mebel. Bahan yang
biasanya digunakan sebagai media jamur antara lain jerami, bekatul, serbuk kayu
gergaji, ampas tebu, dll. Kita bahkan dapat menemukan beberapa jenis dari
bahan-bahan ini di hampir semua daerah di Indonesia.
Cahaya
Sebagai organisme non klorofil, jamur tidak
memerlukan cahaya untuk berfotosintesis. Jamur diketahui bersifat sebagai
saprofit. Selama inkubasi media, akan lebih baik jika dilakukan dalam kondisi
gelap. Sedangkan dalam masa pertumbuhan tubuh buah, jamur tertentu membutuhkan
sedikit biasan cahaya untuk meransang keluarnya pinhead (bakal tubuh buah
jamur).
Pupuk &
Pestisida
Budidaya jamur sangat memungkinkan untuk dilakukan
secara organik. 100% tanpa pupuk sintetik dan 100% tanpa pestisida. Jika ada
pun penggunaan pupuk relatif tidak begitu banyak jumlahnya.
Dengan sentuhan teknologi yang
semakin berkembang saya yakin bahwa jamur dapat menjadi bagian komoditas
andalan bangsa dalam menciptakan ketahanan pangan sekaligus peningkatan daya
saing bangsa. [dilo]
Mengenali Bibit Jamur Tiram Yang Berkualitas Baik
Untuk menghasilkan bibit jamur
tiram yang baik harus diperoleh dari indukan yang memiliki pertumbuhan yang
baik serta fisik yang sempurna. Hal ini diharapkan agar turunan yang dihasilkan
serupa dengan sifat indukannya. Penggunaan bibit yang berkualitas baik adalah
salah satu upaya yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kualitas hasil panen
baik dari segi berat, penampilan hingga daya tahan produk jamur itu sendiri.
Menurut pengalaman saya ada beberapa hal yang bisa menjadi
parameter kita untuk menilai kualitas bibit jamur tiram yang baik antara lain:
- 100% Tidak ada kontaminasi
- Memiliki pertumbuhan miselia yang cepat dan tebal
- Berumur 2 hingga 3 minggu setelah inokulasi. Untuk masa pakai bibit, dalam jangka 1 bulan setelah inokulasi masih layak untuk ditanam. Lewat dari itu, kualitas bibit akan menurun.
- Memiliki identitas yang jelas mengenai indukan dan turunan ke berapa?
Bibit yang akan digunakan untuk budidaya jamur tiram harus
mutlak lulus keempat kriteria di atas. Apabila tidak, lebih baik kegiatan
budidaya ditunda hingga mendapatkan bibit yang kita inginkan.[dilo]
Cara Mudah Menumbuhkan Jamur Tiram
Pernah menyangka Jamur Tiram bisa
tumbuh di kamar mandimu? Tentu saja bisa. Suhu kamar mandi yang rendah serta
kelembabannya yang tinggi adalah kondisi ideal bagi pertumbuhan jamur apalagi
didukung intensitas cahaya yang relatif rendah. Bagi pemula yang ingin belajar
menumbuhkan jamur tiram hal yang harus diperhatikan adalah tekun, sabar, dan
selalu bekerja aseptis*. Untuk bisa bekerja secara aseptis tidaklah susah, hal
ini merupakan keterampilan yang akan semakin baik jika sering dilatih.
Untuk bisa melakukan penanaman
jamur, tentunya kita membutuhkan bibit jamur tiram serta media tanamnya yang
sudah disterilisasi. Disini saya akan berbagai pengalaman mengenai teknik
pembuatan media tanamnya, proses inokulasi (penanaman) hingga proses panen
jamur tiram. Alat-alat yang kita butuhkan untuk kegiatan ini adalah obeng,
bunsen, handsprayer, cincin, baglog, sendok semen/sekop, pengukus dan kompor.
Bahan pelengkap yang dibutuhkan meliputi karet gelang, plastik bening PP ukuran
17cmx40 cm dan kapas. Berikut salah satu komposisi media jamur tiram yang bisa
digunakan untuk membuat kira-kira 6 baglog berukuran 1 kg: Serbuk Kayu Gergaji
4 kg, Bekatul 0,8 kg, Kapur 0,1 kg, Gips 0,1 kg, dan TSP sebanyak 25 g.
Sebelum sampai pada proses
pembuatan baglog, bahan serbuk kayu gergaji harus kita preparasi terlebih
dahulu. Terkadang serbuk kayu gergaji yang kita peroleh berasal dari kayu yang
sudah diberi pengawet dan juga masih mengandung zat tanin yang masih tinggi.
Oleh karena itu, serbuk kayu yang demikian perlu direndam kurang lebih selama 2
hari agar pengawet dan taninnya dapat larut bersama air rendaman tersebut.
Sehari sebelum digunakan, serbuk kayu tersebut kemudian dikeringanginkan agar
tidak terlalu basah. Selain itu, pupuk TSP yang digunakan berbentuk tepung
halus, jika masih berbentuk granule bisa dibantu dengan menggilingnya hingga
halus.
Langkah pertama untuk membuat
baglog jamur tiram adalah penimbangan bahan-bahan seperti serbuk kayu gergaji,
bekatul, kapur, gips, serta tsp kemudian campur rata semua bahan. Langkah kedua
adalah pemberian air bersih ke media tersebut hingga kelembaban medianya
mencapai kira-kira 60%. Langkah ketiga adalah pemastian tingkat keasaman media
menggunakan kertas pH. pH media yang diharapkan adalah 6. Setelah hal ini
dilakukan, selanjutnya dilakukan pengemasan media ke dalam plastik PP masing-masing
berisi 1 kg media. Media tersebut dipadatkan dengan cara sedikit di benturkan
dasarnya ke lantai atau meja. Jika media sudah cukup padat, lalu diujung
plastik dipasang cincing baglog yang dikencangkan posisinya dengan karet gelang
lalu disumbat dengan tutup kapas. Kepala baglog yang terbuat dari kapas
dibungkus dengan kertas bekas agar tidak basah dan menghindari kontak langsung
kepala baglog dengan udara luar pasca sterilisasi. Dengan demikian baglog jamur
sudah jadi dan tahap selanjutnya adalah sterilisasi baglog.
Sterilisasi baglog dimaksudkan
untuk membunuh mikroorganisme kontaminan yang terkandung pada bahan media jamur
yang kita gunakan. Sterilisasi baglog dilakukan dengan melakukan perebusan
selama 8 jam menggunakan air bersih dan panas yang stabil. Setelah pengukusan,
keluarkan baglog dari kukusan dan letakkan pada tempat yang bersih dan aman.
Kini baglog yang dibuat telah steril dan siap untuk ditanam/diinokulasi.
Proses inokulasi merupakan
kegiatan penanaman isolat berupa bibit jamur tiram ke baglog yang sebelumnya
sudah disterilisasi. Dari semua tahap, tahap inilah yang memerlukan perhatian
ekstra karena kegagalan paling besar disebabkan gagalnya mengeksekusi tahap ini
secara benar. Namun hal ini memang perlu dilatih dan berpegang pada prinsip
‘ala bisa karena biasa’. Pekerjaan dilakukan secara aseptis di ruang yang
tertutup. Meja kerja disemprot dengan alkohol 70% dan dilap dengan kain
bersih/tissue. Nyalakan bunsen spiritus dan biarkan selama beberapa menit
sambil kita menyiapkan bibit dan baglog yang akan diinokulasi. Bibit jamur
dikemas dalam botol kaca bekas saus. Bibit jamur tiram putih biasanya terbuat
dari jagung pipil, dan ketika telah ditumbuhi oleh miselia jamur tiram,
butirannya akan cukup sulit untuk dipisahkan. Untuk itu, kita dapat memisahkan
butirannya dengan bantuan obeng. Obeng yang digunakan terlebih dahulu
disterilkan dengan alokohol 70% kemudian dipanaskan di atas bunsen. Biarkan
hingga cukup dingin kemudian gunakan obeng itu untuk mengorek bibit jamur tiram
tersebut hingga mudah untuk dituangkan. Jika sudah gunakan bibit tersebut untuk
menginokulasi baglog steril tadi. 1 baglog cukup mendapat kira-kira 6-7 butir
bibit dan semakin banyak inokulum/bibit yang diberikan, pertumbuhan jamurnya
akan semakin cepat.
Baglog yang telah diinokulasi
ditandai dengan keterangan tanggal inokulasi pada salah satu bagian baglog
tersebut lalu disimpan di ruang gelap dan lembab kira-kira selama satu bulan.
Selama inkubasi sesekali kita bisa menyemprotnya dengan air bersih dalam
hand-sprayer untuk menjaga kelembaban. Apabila baglog sudah dipenuhi oleh
miselia jamur tiram putih, penutupan 100% maka baglog tersebut siap untuk
dipindahkan ke kumbung atau kamar mandi Anda. Namun apabila terdapat baglog
yang menunjukkan gejala kontaminasi, maka baglog tersebut harus segera
dimusnahkan dengan dibakar atau dikubur. Gejala kontaminasi blog antara lain,
adanya warna miselia selain putih khas miselia jamur tiram, pertumbuhan jamur
tidak normal arahnya misalnya dimulai dari bagian bawah baglog menuju ke atas baglog.
Secara normal, pertumbuhan jamur dimulai dari mulut baglog menuju bagian bawah
baglog menjauhi inokulum yang kita berikan.
Baglog yang telah dipindahkan ke
kumbung/kamar mandi selanjutnya dibuka tutup kapasnya agar oksigen bisa
merangsang pertumbuhan pin head jamur tiram. Pin head adalah salah satu stadia
awal pertumbuhan tubuh buah jamur. Pin head biasanya akan muncul berselang 1-
hingga 2 minggu setelah tutup kapas dibuka. Sejak tutup kapas dibuka,
penyemprotan dengan air bersih rutin dilakukan ke lingkungan penyimpanan
baglog. Jangan menyiram baglog terlampau basah karena justru dapat membuat
baglog tersebut menjadi busuk.
Pada minggu ke tiga inkubasi di
kumbung/kamar mandi normalnya kita dapat memanen jamur tiram segar. Cara
panennya dengan cara mencabut rumpun jamurnya hingga ke akar. Sisa bonggol yang
tertinggal di baglog dapat membusuk dan dapat menjalar ke seluruh bagian
baglog. Kalau semua langkah di atas bisa dicapai artinya pelajaran menumbuhkan
jamur tiram berhasil dilakukan. Sebaliknya jika mengalami kegagalan, jangan
kecewa dan tetaplah mencoba hingga berhasil. [dilo]
Langganan:
Postingan (Atom)